Lagu Kenangan – Tahun 80 dan 90-an telah banyak bermunculan musisi hebat baik dari mancanegara maupun Indonesia, sehingga tahun ini kemudian menjadi era ikonik di dalam dunia musik. Jadi, tak heran hingga saat ini masih ada banyak penggemar lagu-lagu nostalgia yang mengingatkan kenangan indah di masa itu.Promosi headphone terbaik
Tidak hanya orang-orang yang lahir pada era tersebut, ada banyak juga anak muda yang juga menyukai musik dari musisi besar pada era 80 serta 90-an itu. Penasaran apa saja yang termasuk ke dalam list lagu nostalgia 80 dan 90-an terpopuler yang tak lekang oleh waktu? Berikut beberapa diantaranya:
12 Lagu Kenangan Indonesia Terbaik Beserta Liriknya
1. Mengapa Tiada Maaf – Yuni Shara
Katakan salahku padamu Hingga dikau pergi
Hanyalah ku ingin dikau sayang Sampai hari ini ku tetap menunggu
Misalkan kau telah bahagia (bam, bam, bam, bam) Daku turut gembira
Tapi bila kau setiap hari Selalu teringat akan diriku
REFF
Mengapa tidakkah kau maafkan? Mengapa ku bertanya?
Mengapa tiada maaf darimu? Ku tahu pasti hatimu padaku
Katakan salahku padamu (bam, bam, bam, bam) Hingga dikau pergi
Hanyalah ku ingin dikau sadar Mengapa tiada maaf darimu?
Misalkan kau telah bahagia (bam, bam, bam, bam) Daku turut gembira
Tapi bila kau setiap hari Selalu teringat akan diriku
REFF
Mengapa tidakkah kau maafkan? Mengapa ku bertanya?
Mengapa tiada maaf darimu? Ku tahu pasti hatimu padaku
Katakan salahku padamu (bam, bam, bam, bam) Hingga dikau pergi
Hanyalah ku ingin dikau sadar Mengapa tiada maaf darimu?
2. Hati Yang Luka – Betharia Sonatha
Berulang kali aku mencoba, S’lalu untuk mengalah
Demi keutuhan kita berdua, Walau kadang sakit
Lihatlah tanda merah di pipi, Bekas gambar tanganmu
Sering kaulakukan bila kau marah,Menutupi salahmu
Samakah aku bagai burung di sana,Yang dijual orang?
Hingga sesukamu kaulakukan itu, Kausakiti aku
Kalaulah memang kita berpisah, Itu bukan suratan
Mungkin ini lebih baik agar kau puas
Membagi cinta
Pulangkan saja aku pada ibuku, Atau ayahku
REFF
Dulu segenggam emas, Kaupinang aku
Dulu bersumpah janji Di depan saksi, hu-oh, hu-oh
Namun, semua hilanglah sudah Ditelan dusta, hu-oh, hu-oh
Namun, semua tinggal cerita Hati yang luka
Kalaulah memang kita berpisah Itu bukan suratan
Mungkin ini lebih baik agar kau puas Membagi cinta
Pulangkan saja aku pada ibuku Atau ayahku
REFF
Dulu segenggam emas Kaupinang aku
Dulu bersumpah janji Di depan saksi, hu-oh, hu-oh
Namun, semua hilanglah sudah Ditelan dusta, hu-oh, hu-oh
Namun, semua tinggal cerita Hati yang luka
Namun, semua tinggal cerita Hati yang luka
3. Hatiku Tertutup Sudah – Tommy J. Pisa
Kalau memang kau cinta Mengapa kau buang mawar itu?
Mawar yang kuberikan Sebagai tanda cintaku kepada dirimu
Kalau memang kau sayang Mengapa kau tinggalkan diriku?
Pedihnya, oh pedihnya Terasa menyayat kalbu kejamnya dirimu
Kini kau datang lagi padaku Bersandiwara di depanku
Tak ingin kau dustai diriku Untuk yang kedua kali
Kini kau datang lagi padaku Hatiku tertutup sudah
Namun kumaafkan dirimu Tapi bukan ‘tuk kembali
Kalau memang kau sayang Mengapa kau tinggalkan diriku?
Pedihnya, oh pedihnya Terasa menyayat kalbu kejamnya dirimu
Kini kau datang lagi padaku Bersandiwara di depanku
Tak ingin kau dustai diriku Untuk yang kedua kali
Kini kau datang lagi padaku Hatiku tertutup sudah
Namun kumaafkan dirimu Tapi bukan ‘tuk kembali
Namun kumaafkan dirimu Tapi bukan ‘tuk kembali
Ho-ho-ho
4. Sandiwara Cinta – Nike Ardilla
Mengapa kau nyalakan api cinta dihatiku
Membakar jiwa yang merana
Kata manismu membuatku yakin kepadamu
Hingga membuatku terlena
Rindu padamu setiap hari
Bayang dirimu menggoda jiwa
Mengapa kini kurasakan lain dihatiku
Kau diam dan acuh tak acuh
Sering kau marah tanpa alasan
Membuatku curiga terbukalah berterus terang
Apa maumu katakan saja
Bila kau bosan kau marah kau benci katakan saja
Walau berat hatiku melupakan dirimu
Jangan kau bersandiwara kepadaku
REFF
Bosan mungkin itu sifatmu
Benci bila ingat dirimu
Bosan terserah apa maumu
Jalanku masih panjang
Walau berat hatiku melupakan dirimu
Jangan kau bersandiwara kepadaku
REFF
Bosan mungkin itu sifatmu
Benci bila ingat dirimu
Bosan terserah apa maumu
Benci bila ingat dirimu
5. Bagai Lilin Kecil – Nafa Urbach
Lama nian ku menanti Datangnya cahaya
Yang menyinari dalam hidupku Aku ingin merasakan
Hangatnya mentari Dan menyibakkan kemelut jiwa
Aku bagai lilin kecil Tanpa nyala api
Kedinginan sekujur tubuhku Sampai kapan ku begini
Sepi dalam hati Yang membuat gelisah hidupku
Kemanakah kutitipkan Rindu dihatiku
Yang selama ini menyiksaku Walau kadang kuakui
Hampa tanpa cinta Hati resah hidupku merana
Malam ini aku sendiri Menyusuri jalan sepi
Termenung sendiri Malam ini aku sendiri
Menanti datangnya sinar Dalam hidup ini
Ha ha ha
Aku bagai lilin kecil Tanpa nyala api
Kedinginan sekujur tubuhku Sampai kapan ku begini
Sepi dalam hati Yang membuat gelisah hidupku
Kemanakah kutitipkan Rindu dihatiku
Yang selama ini menyiksaku Walau kadang kuakui
Hampa tanpa cinta Hati resah hidupku merana
Malam ini aku sendiri Menyusuri jalan sepi
Termenung sendiri Malam ini aku sendiri
Menanti datangnya sinar
6. Burungpun Ingat Pulang – Nia Daniaty
Jangan kau tanya lagi Mengapa memerah mataku ini
Coba coba jawab sendiri Mengapa air hujan turun ke bumi
Jauh kapal berlayar Singgah di dermaga walau sebentar
Tidak tidak seperti kamu Pergi ke sebrang sudah tak ingat pulang
REFF
Bukan materi obat di hati Aku inginkan kasih sayang
Pandai dirimu menyimpan dia Jangan kau anggap mataku buta
Burung saja terbang tak lupa pulang Ingat sangkar anak istri
Jangan kau tanya lagi Mengapa memerah mataku ini
Coba coba jawab sendiri Mengapa air hujan turun ke bumi
Jauh kapal berlayar Singgah di dermaga walau sebentar
Tidak tidak seperti kamu Pergi ke sebrang sudah tak ingat pulang
REFF
Bukan materi obat di hati Aku inginkan kasih sayang
Pandai dirimu menyimpan dia
Jangan kau anggap mataku buta
Burung saja terbang tak lupa pulang
Ingat sangkar anak istri
Burung saja terbang tak lupa pulang
Ingat sangkar anak istri
7. Yang Kunanti – Inka Christie
Bulan desember yang ku nantikan
Hanya harap hampa mengusik mimpi-mimpi
Senyumku pergi lagi
Ingin ku teriak hatiku melara-lara
Memang begini maumu tuk apa semua kata
Kau titip di hatiku
Yang ku pegang hanya kata
Bukan janji-janji indah yang membuat aku lupa diri
Tatapanku kian jauh
Ku harapkan bayanganmu tapi tiada kunjung jua
Ingin ku teriak hatiku melara-lara
Memang begini maumu tuk apa semua kata
Kau titip di hatiku
Yang ku pegang hanya kata
Bukan janji-janji indah yang membuat aku lupa diri
Tatapanku kian jauh
Ku harapkan bayanganmu tapi tiada kunjung jua
Yang ku pegang hanya kata
Bukan janji-janji indah yang membuat aku lupa diri
Tatapanku kian jauh
Ku harapkan bayanganmu tapi tiada kunjung jua
8. Hati Yang Kecewa – Nafa Urbach
Biar ku tatap wajahmu
Tuk terakhir kali
Walau berat hati ini
Tuk melupakanmu
Duri duri bercengkraman
Menusuk lubuk hatiku
Mungkin harus ku coba
Berjalan sendiri
Mengapa selau ada
Diantara kita
Pertengkaran tak berarti
Sering terjadi
Inikah arti cintamu
Yang dulu engkau hiaskan
Kini ternoda
Dan berganti cinta kelabu
Sering kau menyakiti hatiku
Sering kau membuatku kecewa
Gerimis yang tak ku undang
Kabutpun mulai menghitam
Bunga bunga cintaku (bunga bunga cintaku)
Kini tercampakkan
Malam yang sunyi ku sendiri tanpa cintamu
Dan ku berjalan menyusuri gelapnya malam
Panasnya sinar matahari tak lagi kurasa
Agar ku dapat melupakan perasaan cinta
Yang masih membara
Sering kau menyakiti hatiku
Sering kau membuatku kecewa
Gerimis yang tak ku undang
Kabutpun mulai menghitam
Bunga bunga cintaku (bunga bunga cintaku)
Kini tercampakkan
Malam yang sunyi ku sendiri tanpa cintamu
Dan ku berjalan menyusuri gelapnya malam
Panasnya sinar matahari tak lagi kurasa
Agar ku dapat melupakan perasaan cinta
Malam yang sunyi ku sendiri tanpa cintamu
Dan ku berjalan menyusuri gelapnya malam
Panasnya sinar matahari tak lagi kurasa
Agar ku dapat melupakan perasaan cinta
Yang masih membara
9. Cintamu Cinta Apa – Nia Daniaty
Ini bukanlah mimpi
Tapi sungguh terjadi
Engkau yang kucinta
Engkau yang kusayang
Bercumbu mesra
Kini baru kutahu
Siapakah dirimu
Benar kata mama
Benar kata papa
Engkau pria pendusta
Cintamu cinta apa (huwo huwo huwo)
Sayangmu sayang apa (huwo huwo huwo)
Setiamu setia apa (huwo huwo huwo)
Manisnya di bibir saja (hu hu)
Kasihmu kasih apa (huwo huwo huwo)
Rindumu rindu apa (huwo huwo huwo)
Janjimu janji apa (huwo huwo huwo)
Bila kau bagi cinta (hu)
Kini baru kutahu
Siapakah dirimu
Benar kata mama
Benar kata papa
Engkau pria pendusta
Cintamu cinta apa (huwo huwo huwo)
Sayangmu sayang apa (huwo huwo huwo)
Setiamu setia apa (huwo huwo huwo)
Manisnya di bibir saja (hu hu)
Kasihmu kasih apa (huwo huwo huwo)
Rindumu rindu apa (huwo huwo huwo)
Janjimu janji apa (huwo huwo huwo)
Bila kau bagi cinta (hu)
Janjimu janji apa
Bila kau bagi cinta
10. Hilang Segalanya – Tito Soemarsono
Oh-oh, oh-wo-uh-hu
Mengapa kau tak bilang
Bila kau tak sayang lagi?
Mengapa kau tak bilang?
Mengapakah, kasih?
Sungguh ku tak mengerti
Semudah itu kau pergi
Kau biarkan diriku
Dalam rindu tak bertepi
Semua rasa cintaku
Hilang bersamamu
Entah apa sebabnya
Entah mengapa
Kasih (kasih), sungguh (sungguh)
Terlalu indah kisah antara kita berdua
Oh, kasih (kasih), mungkin (mungkin)
Diriku tak dapat mengasihi dirimu lagi, oh
Mungkinkah untukmu hanyalah biasa?
Tapi untukku, hilang segala-galanya
Mungkinkah untukmu hanyalah biasa?
Tapi untukku, terlalu pahit rasanya
Kasih, oh-oh
Kau biarkan diriku
Dalam rindu tak bertepi
Semua rasa cintaku
Hilang bersamamu
Entah apa sebabnya
Entah mengapa
Kasih (kasih), sungguh (sungguh)
Terlalu indah kisah antara kita berdua
Oh, kasih (kasih), mungkin (mungkin)
Diriku tak dapat mengasihi dirimu lagi, oh
Mungkinkah untukmu hanyalah biasa?
Tapi untukku, hilang segala-galanya
Mungkinkah untukmu (mungkinkah) hanyalah biasa?
Tapi untukku (untukku), terlalu pahit rasanya
Kasih (kasih, terlalu), oh-oh (kasih, terlalu)
Kasih (kasih, terlalu)
Terlalu pahit rasanya (kasih, terlalu)
Kasih (kasih, terlalu), oh-wo-wo-ho (kasih, terlalu)
11. Apakah Ada Bedanya – Ebiet G. Ade
Apakah ada bedanya Hanya diam menunggu
Dengan memburu bayang-bayang? Sama-sama kosong
Kucoba tuang Ke dalam kanvas
Dengan garis dan warna-warni Yang aku rindui
Apakah ada bedanya Bila mata terpejam?
Pikiran jauh mengembara Menembus batas langit
Cintamu telah membakar jiwaku Harum aroma tubuhmu
Menyumbat kepala dan pikiranku
Di bumi yang berputar Pasti ada gejolak
Ikuti saja iramanya Isi dengan rasa
Di menara langit Halilintar bersabung
Aku merasa tak terlindung Terbakar kegetiran
Cinta yang kuberi Sepenuh hatiku
Entah yang kuterima Aku tak peduli
Aku tak peduli Aku tak peduli
Apakah ada bedanya Ketika kita bertemu
Dengan saat kita berpisah? Sama-sama nikmat
Tinggal bagaimana Kita menghayati
Di belahan jiwa yang mana Kita sembunyikan
Dada yang terluka Duka yang tersayat
Rasa yang terluka
12. Kucari Jalan Terbaik – Pance
Sepanjang kita masih terus begini
Takkan pernah ada damai bersenandung
Kemesraan antara kita berdua
Sesungguhnya keterpaksaan saja
Senyum dan tawa hanya sekedar saja
S’bagai pelengkap sempurnanya sandiwara
Berawal dari manisnya kasih sayang
Terlanjur kita hanyut dan terbuai
Kucoba bertahan mendampingi dirimu
Walau kadang kala tak seiring jalan
Kucari dan selalu kucari jalan terbaik
Agar tiada penyesalan dan air mata
Senyum dan tawa hanya sekedar saja
S’bagai pelengkap sempurnanya sandiwara
Berawal dari manisnya kasih sayang
Terlanjur kita hanyut dan terbuai
Kucoba bertahan mendampingi dirimu
Walau kadang kala tak seiring jalan
Kucari dan selalu kucari jalan terbaik
Agar tiada penyesalan dan air mata
Agar tiada penyesalan dan air mata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar