Senin, 21 Oktober 2024

12 Lagu Kenangan Indonesia Terbaik Beserta Liriknya

 Lagu Kenangan – Tahun 80 dan 90-an telah banyak bermunculan musisi hebat baik dari mancanegara maupun Indonesia, sehingga tahun ini kemudian menjadi era ikonik di dalam dunia musik. Jadi, tak heran hingga saat ini masih ada banyak penggemar lagu-lagu nostalgia yang mengingatkan kenangan indah di masa itu.Promosi headphone terbaik

Tidak hanya orang-orang yang lahir pada era tersebut, ada banyak juga anak muda yang juga menyukai musik dari musisi besar pada era 80 serta 90-an itu. Penasaran apa saja yang termasuk ke dalam list lagu nostalgia 80 dan 90-an terpopuler yang tak lekang oleh waktu? Berikut beberapa diantaranya:

12 Lagu Kenangan Indonesia Terbaik Beserta Liriknya


1. Mengapa Tiada Maaf – Yuni Shara

Katakan salahku padamu Hingga dikau pergi

Hanyalah ku ingin dikau sayang Sampai hari ini ku tetap menunggu


Misalkan kau telah bahagia (bam, bam, bam, bam) Daku turut gembira

Tapi bila kau setiap hari Selalu teringat akan diriku

REFF

Mengapa tidakkah kau maafkan? Mengapa ku bertanya?

Mengapa tiada maaf darimu? Ku tahu pasti hatimu padaku


Katakan salahku padamu (bam, bam, bam, bam) Hingga dikau pergi

Hanyalah ku ingin dikau sadar Mengapa tiada maaf darimu?


Misalkan kau telah bahagia (bam, bam, bam, bam) Daku turut gembira

Tapi bila kau setiap hari Selalu teringat akan diriku

REFF

Mengapa tidakkah kau maafkan? Mengapa ku bertanya?

Mengapa tiada maaf darimu? Ku tahu pasti hatimu padaku


Katakan salahku padamu (bam, bam, bam, bam) Hingga dikau pergi

Hanyalah ku ingin dikau sadar Mengapa tiada maaf darimu?


2. Hati Yang Luka – Betharia Sonatha

Berulang kali aku mencoba, S’lalu untuk mengalah

Demi keutuhan kita berdua, Walau kadang sakit


Lihatlah tanda merah di pipi, Bekas gambar tanganmu

Sering kaulakukan bila kau marah,Menutupi salahmu


Samakah aku bagai burung di sana,Yang dijual orang?

Hingga sesukamu kaulakukan itu, Kausakiti aku


Kalaulah memang kita berpisah, Itu bukan suratan

Mungkin ini lebih baik agar kau puas

Membagi cinta

Pulangkan saja aku pada ibuku, Atau ayahku

REFF

Dulu segenggam emas, Kaupinang aku

Dulu bersumpah janji Di depan saksi, hu-oh, hu-oh


Namun, semua hilanglah sudah Ditelan dusta, hu-oh, hu-oh

Namun, semua tinggal cerita Hati yang luka


Kalaulah memang kita berpisah Itu bukan suratan

Mungkin ini lebih baik agar kau puas Membagi cinta

Pulangkan saja aku pada ibuku Atau ayahku

REFF

Dulu segenggam emas Kaupinang aku

Dulu bersumpah janji Di depan saksi, hu-oh, hu-oh


Namun, semua hilanglah sudah Ditelan dusta, hu-oh, hu-oh

Namun, semua tinggal cerita Hati yang luka


Namun, semua tinggal cerita Hati yang luka


3. Hatiku Tertutup Sudah – Tommy J. Pisa

Kalau memang kau cinta Mengapa kau buang mawar itu?

Mawar yang kuberikan Sebagai tanda cintaku kepada dirimu


Kalau memang kau sayang Mengapa kau tinggalkan diriku?

Pedihnya, oh pedihnya Terasa menyayat kalbu kejamnya dirimu


Kini kau datang lagi padaku Bersandiwara di depanku

Tak ingin kau dustai diriku Untuk yang kedua kali


Kini kau datang lagi padaku Hatiku tertutup sudah

Namun kumaafkan dirimu Tapi bukan ‘tuk kembali


Kalau memang kau sayang Mengapa kau tinggalkan diriku?

Pedihnya, oh pedihnya Terasa menyayat kalbu kejamnya dirimu


Kini kau datang lagi padaku Bersandiwara di depanku

Tak ingin kau dustai diriku Untuk yang kedua kali


Kini kau datang lagi padaku Hatiku tertutup sudah

Namun kumaafkan dirimu Tapi bukan ‘tuk kembali


Namun kumaafkan dirimu Tapi bukan ‘tuk kembali

Ho-ho-ho


4. Sandiwara Cinta – Nike Ardilla

Mengapa kau nyalakan api cinta dihatiku

Membakar jiwa yang merana

Kata manismu membuatku yakin kepadamu

Hingga membuatku terlena

Rindu padamu setiap hari

Bayang dirimu menggoda jiwa


Mengapa kini kurasakan lain dihatiku

Kau diam dan acuh tak acuh

Sering kau marah tanpa alasan

Membuatku curiga terbukalah berterus terang

Apa maumu katakan saja

Bila kau bosan kau marah kau benci katakan saja


Walau berat hatiku melupakan dirimu

Jangan kau bersandiwara kepadaku

REFF

Bosan mungkin itu sifatmu

Benci bila ingat dirimu

Bosan terserah apa maumu

Jalanku masih panjang


Walau berat hatiku melupakan dirimu

Jangan kau bersandiwara kepadaku

REFF

Bosan mungkin itu sifatmu

Benci bila ingat dirimu

Bosan terserah apa maumu

Benci bila ingat dirimu


5. Bagai Lilin Kecil – Nafa Urbach

Lama nian ku menanti Datangnya cahaya

Yang menyinari dalam hidupku Aku ingin merasakan

Hangatnya mentari Dan menyibakkan kemelut jiwa


Aku bagai lilin kecil Tanpa nyala api

Kedinginan sekujur tubuhku Sampai kapan ku begini

Sepi dalam hati Yang membuat gelisah hidupku


Kemanakah kutitipkan Rindu dihatiku

Yang selama ini menyiksaku Walau kadang kuakui

Hampa tanpa cinta Hati resah hidupku merana


Malam ini aku sendiri Menyusuri jalan sepi

Termenung sendiri Malam ini aku sendiri

Menanti datangnya sinar Dalam hidup ini

Ha ha ha


Aku bagai lilin kecil Tanpa nyala api

Kedinginan sekujur tubuhku Sampai kapan ku begini

Sepi dalam hati Yang membuat gelisah hidupku


Kemanakah kutitipkan Rindu dihatiku

Yang selama ini menyiksaku Walau kadang kuakui

Hampa tanpa cinta Hati resah hidupku merana


Malam ini aku sendiri Menyusuri jalan sepi

Termenung sendiri Malam ini aku sendiri

Menanti datangnya sinar


6. Burungpun Ingat Pulang – Nia Daniaty

Jangan kau tanya lagi Mengapa memerah mataku ini

Coba coba jawab sendiri Mengapa air hujan turun ke bumi


Jauh kapal berlayar Singgah di dermaga walau sebentar

Tidak tidak seperti kamu Pergi ke sebrang sudah tak ingat pulang

REFF

Bukan materi obat di hati Aku inginkan kasih sayang

Pandai dirimu menyimpan dia Jangan kau anggap mataku buta

Burung saja terbang tak lupa pulang Ingat sangkar anak istri


Jangan kau tanya lagi Mengapa memerah mataku ini

Coba coba jawab sendiri Mengapa air hujan turun ke bumi


Jauh kapal berlayar Singgah di dermaga walau sebentar

Tidak tidak seperti kamu Pergi ke sebrang sudah tak ingat pulang

REFF

Bukan materi obat di hati Aku inginkan kasih sayang

Pandai dirimu menyimpan dia

Jangan kau anggap mataku buta

Burung saja terbang tak lupa pulang

Ingat sangkar anak istri

Burung saja terbang tak lupa pulang

Ingat sangkar anak istri


7. Yang Kunanti – Inka Christie

Bulan desember yang ku nantikan

Hanya harap hampa mengusik mimpi-mimpi

Senyumku pergi lagi


Ingin ku teriak hatiku melara-lara

Memang begini maumu tuk apa semua kata

Kau titip di hatiku


Yang ku pegang hanya kata

Bukan janji-janji indah yang membuat aku lupa diri

Tatapanku kian jauh

Ku harapkan bayanganmu tapi tiada kunjung jua


Ingin ku teriak hatiku melara-lara

Memang begini maumu tuk apa semua kata

Kau titip di hatiku


Yang ku pegang hanya kata

Bukan janji-janji indah yang membuat aku lupa diri

Tatapanku kian jauh

Ku harapkan bayanganmu tapi tiada kunjung jua


Yang ku pegang hanya kata

Bukan janji-janji indah yang membuat aku lupa diri

Tatapanku kian jauh

Ku harapkan bayanganmu tapi tiada kunjung jua


8. Hati Yang Kecewa – Nafa Urbach

Biar ku tatap wajahmu

Tuk terakhir kali

Walau berat hati ini

Tuk melupakanmu


Duri duri bercengkraman

Menusuk lubuk hatiku

Mungkin harus ku coba

Berjalan sendiri


Mengapa selau ada

Diantara kita

Pertengkaran tak berarti

Sering terjadi


Inikah arti cintamu

Yang dulu engkau hiaskan

Kini ternoda

Dan berganti cinta kelabu


Sering kau menyakiti hatiku

Sering kau membuatku kecewa

Gerimis yang tak ku undang

Kabutpun mulai menghitam

Bunga bunga cintaku (bunga bunga cintaku)

Kini tercampakkan


Malam yang sunyi ku sendiri tanpa cintamu

Dan ku berjalan menyusuri gelapnya malam

Panasnya sinar matahari tak lagi kurasa

Agar ku dapat melupakan perasaan cinta

Yang masih membara


Sering kau menyakiti hatiku

Sering kau membuatku kecewa

Gerimis yang tak ku undang

Kabutpun mulai menghitam

Bunga bunga cintaku (bunga bunga cintaku)

Kini tercampakkan


Malam yang sunyi ku sendiri tanpa cintamu

Dan ku berjalan menyusuri gelapnya malam

Panasnya sinar matahari tak lagi kurasa

Agar ku dapat melupakan perasaan cinta


Malam yang sunyi ku sendiri tanpa cintamu

Dan ku berjalan menyusuri gelapnya malam

Panasnya sinar matahari tak lagi kurasa

Agar ku dapat melupakan perasaan cinta

Yang masih membara


9. Cintamu Cinta Apa – Nia Daniaty

Ini bukanlah mimpi

Tapi sungguh terjadi

Engkau yang kucinta

Engkau yang kusayang

Bercumbu mesra


Kini baru kutahu

Siapakah dirimu

Benar kata mama

Benar kata papa

Engkau pria pendusta


Cintamu cinta apa (huwo huwo huwo)

Sayangmu sayang apa (huwo huwo huwo)

Setiamu setia apa (huwo huwo huwo)

Manisnya di bibir saja (hu hu)


Kasihmu kasih apa (huwo huwo huwo)

Rindumu rindu apa (huwo huwo huwo)

Janjimu janji apa (huwo huwo huwo)

Bila kau bagi cinta (hu)


Kini baru kutahu

Siapakah dirimu

Benar kata mama

Benar kata papa

Engkau pria pendusta


Cintamu cinta apa (huwo huwo huwo)

Sayangmu sayang apa (huwo huwo huwo)

Setiamu setia apa (huwo huwo huwo)

Manisnya di bibir saja (hu hu)


Kasihmu kasih apa (huwo huwo huwo)

Rindumu rindu apa (huwo huwo huwo)

Janjimu janji apa (huwo huwo huwo)

Bila kau bagi cinta (hu)


Janjimu janji apa

Bila kau bagi cinta


10. Hilang Segalanya – Tito Soemarsono

Oh-oh, oh-wo-uh-hu


Mengapa kau tak bilang

Bila kau tak sayang lagi?

Mengapa kau tak bilang?

Mengapakah, kasih?


Sungguh ku tak mengerti

Semudah itu kau pergi


Kau biarkan diriku

Dalam rindu tak bertepi

Semua rasa cintaku

Hilang bersamamu


Entah apa sebabnya

Entah mengapa


Kasih (kasih), sungguh (sungguh)

Terlalu indah kisah antara kita berdua

Oh, kasih (kasih), mungkin (mungkin)

Diriku tak dapat mengasihi dirimu lagi, oh


Mungkinkah untukmu hanyalah biasa?

Tapi untukku, hilang segala-galanya

Mungkinkah untukmu hanyalah biasa?

Tapi untukku, terlalu pahit rasanya

Kasih, oh-oh


Kau biarkan diriku

Dalam rindu tak bertepi

Semua rasa cintaku

Hilang bersamamu


Entah apa sebabnya

Entah mengapa


Kasih (kasih), sungguh (sungguh)

Terlalu indah kisah antara kita berdua

Oh, kasih (kasih), mungkin (mungkin)

Diriku tak dapat mengasihi dirimu lagi, oh


Mungkinkah untukmu hanyalah biasa?

Tapi untukku, hilang segala-galanya

Mungkinkah untukmu (mungkinkah) hanyalah biasa?

Tapi untukku (untukku), terlalu pahit rasanya

Kasih (kasih, terlalu), oh-oh (kasih, terlalu)


Kasih (kasih, terlalu)

Terlalu pahit rasanya (kasih, terlalu)

Kasih (kasih, terlalu), oh-wo-wo-ho (kasih, terlalu)


11. Apakah Ada Bedanya – Ebiet G. Ade

Apakah ada bedanya Hanya diam menunggu

Dengan memburu bayang-bayang? Sama-sama kosong


Kucoba tuang Ke dalam kanvas

Dengan garis dan warna-warni Yang aku rindui


Apakah ada bedanya Bila mata terpejam?

Pikiran jauh mengembara Menembus batas langit


Cintamu telah membakar jiwaku Harum aroma tubuhmu

Menyumbat kepala dan pikiranku


Di bumi yang berputar Pasti ada gejolak

Ikuti saja iramanya Isi dengan rasa


Di menara langit Halilintar bersabung

Aku merasa tak terlindung Terbakar kegetiran


Cinta yang kuberi Sepenuh hatiku

Entah yang kuterima Aku tak peduli

Aku tak peduli Aku tak peduli


Apakah ada bedanya Ketika kita bertemu

Dengan saat kita berpisah? Sama-sama nikmat


Tinggal bagaimana Kita menghayati

Di belahan jiwa yang mana Kita sembunyikan

Dada yang terluka Duka yang tersayat

Rasa yang terluka


12. Kucari Jalan Terbaik – Pance

Sepanjang kita masih terus begini

Takkan pernah ada damai bersenandung

Kemesraan antara kita berdua

Sesungguhnya keterpaksaan saja


Senyum dan tawa hanya sekedar saja

S’bagai pelengkap sempurnanya sandiwara

Berawal dari manisnya kasih sayang

Terlanjur kita hanyut dan terbuai


Kucoba bertahan mendampingi dirimu

Walau kadang kala tak seiring jalan

Kucari dan selalu kucari jalan terbaik

Agar tiada penyesalan dan air mata


Senyum dan tawa hanya sekedar saja

S’bagai pelengkap sempurnanya sandiwara

Berawal dari manisnya kasih sayang

Terlanjur kita hanyut dan terbuai


Kucoba bertahan mendampingi dirimu

Walau kadang kala tak seiring jalan

Kucari dan selalu kucari jalan terbaik

Agar tiada penyesalan dan air mata


Agar tiada penyesalan dan air mata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar